Friday, March 15, 2013

Ledakan terkoordinasi tewaskan 25 orang di Baghdad

Baghdad (ANTARA News) - Ledakan-ledakan terkoordinasi menewaskan sedikitnya 25 orang di pusat kota Baghdad, Kamis, di dekat zona hijau dengan penjagaan ketat yang merupakan lokasi sejumlah kedutaan besar Barat, kata polisi dan petugas medis.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas pemboman itu, namun gerilyawan Sunni melipatgandakan upaya mereka untuk merongrong pemerintah Syiah Irak dan memperbesar konflik antar-masyarakat tahun ini, lapor Reuters.

Polisi mengatakan, dua bom mobil meledak di distrik Alawi, salah satunya di dekat gedung kementerian kehakiman, sebelum penyerang bunuh diri meledakkan bom mobilnya di dekat kantor kementerian dalam negeri.

Seorang penyerang bunuh diri memasuki kantor kementerian kehakiman, kemudian sejumlah militan menyerang bangunan itu dan bentrok dengan pasukan keamanan Irak yang kemudian berhasil menguasai lagi keadaan.

"Saya pergi ke lantai dua untuk melakukan sesuatu ketika saya mendengar ledakan, kemudian satu ledakan lagi," kata Ammar Ghanim, seorang polisi yang berada di dalam gedung kementerian itu pada saat serangan tersebut.

"Kami mendengar penembakan dan beberapa menit kemudian tiga penyerang yang memakai seragam militer datang ke lantai dua dan mulai menembak secara membabi-buta," kata polisi itu. "Saya terkena tembakan di kaki dan saya bangga membunuh salah satu dari mereka (penyerang)."

Diantara mereka yang tewas terdapat sedikitnya tujuh polisi dan 15 warga sipil, kata polisi dan petugas medis. Tiga militan juga tewas. Sedikitnya 50 orang cedera.

Kekerasan itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

Pejabat-pejabat Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tareq al-Hashemi pada 19 Desember 2011 setelah mereka memperoleh pengakuan yang mengaitkannya dengan kegiatan teroris.

Puluhan pengawal Hashemi, seorang pemimpin Sunni Arab, ditangkap dalam beberapa pekan setelah pengumuman itu, namun tidak jelas berapa orang yang kini ditahan.

Hashemi, yang membantah tuduhan tersebut, bersembunyi di wilayah otonomi Kurdi di Irak utara, dan para pemimpin Kurdi menolak menyerahkannya ke Baghdad.

Pemerintah Kurdi bahkan mengizinkan Hashemi melakukan lawatan regional ke Qatar, Arab Saudi dan Turki. (M014)

15 Mar, 2013


-
Source: http://www.antaranews.com/berita/363341/ledakan-terkoordinasi-tewaskan-25-orang-di-baghdad
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment